Sabtu, 17 Desember 2011

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Dewasa ini istilah asesmen banyak digunakan dalam kegiatan evaluasi, terutama setelah diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini memiliki karakteristik tertentu baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, kurikulum ini tidak hanya mempersyaratkan penggunaan tes formal seperti halnya yang biasa digunakan selama ini, melainkan juga evaluasi alternative yang dinamakan dengan asesmen portofolio (autentik) maupun asesmen kinerja (performance).
Asesmen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dikerjakan oleh peserta didik. Asesmen biasanya berkaitan dengan prestasi peserta didik. Dalam pemakaian paling sempit, asesmen disamakan dengan ujian. Asesmen memiliki dua tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses.
Pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari pendekatan tradisional, dimana siswa hanyalah sebagai objek pendidikan, kurang aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam pembelajaran, dan kemudian menjadi pendekatan yang lebih modern, yaitu berpusat kepada siswa. Berkembangnya metode dalam pendidikan tentu saja sejalan dengan berkembangnya sistem evaluasi di dalam pendidikan dan pembelajaran itu sendiri. Namun, sampai sekarang masih banyak sekolah-sekolah yang terlalu kaku dan tradisional dalam menerapkan sistem evaluasi kepada siswa. Siswa terkadang hanya dihadapkan pada sesuatu yang hanya bersifat fakta, jawaban pendek atau pertanyaan pilihan ganda.
Pada dasarnya, suatu sistem penilaian yang baik adalah tidak hanya mengukur apa yang hendak diukur, namun juga dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari, sehingga penilaian menjadi bagian integral dari pengalaman pembelajaran dan melekatkan aktivitas autentik yang dilakukan oleh siswa yang dikenali dan distimulasi oleh kemampuan siswa untuk menciptakan atau mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapat di ranah yang lebih luas (Earl&Cousins, 1995; Stiggins, 1996; Hargreaves, dkk, 2001).
Autentic assessment dianggap mampu untuk lebih mengukur secara keseluruhan hasil belajar dari siswa karena penilaian ini menilai kemajuan belajar bukan melulu hasil tetapi juga proses dan dengan berbagai cara. Dengan kata lain sistem penilaian seperti ini dianggap lebih adil untuk siswa sebagai pembelajar, karena setiap jerih payah yang siswa hasilkan akan lebih dihargai (Sudrajat, 2007). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menyusun makalah yang berjudul ”Authentic Assesment”.
 Portofolio merupakan salah satu bentuk alat ases dan terbukti autentik. Portofolio merupakan serangkaian kumpulan bukti hasil kinerja mahasiswa yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu. Penulis telah mengimplementasikan portofolio sebagai asesmen autentik pada perkuliahan Evaluasi pembelajaran Biologi. Ada tiga hal yang diperoleh dari implementasi portofolio sebagai asesmen autentik yaitu:
ü  Implementasi Portofolio sebagai asesmen autentik memberikan pemahaman mahasiswa tentang penilaian autentik dan portofolio.
ü  Selama pelaksanaan implementasi portofolio sebagai asesmen autentik terdapat kendala memerlukan perencanaan yang matang dan waktu yang lama dalam proses pembelajarannya.










  1. Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian dan ciri-ciri Authentic Assesment?
b.      Bagaimana manfaat dan tujuan Authentic Assesment?
c.       Bagaimana Prinsip Assesment Autentik
d.      Bagaimana penerapan autentik?
e.       Bagaimana contoh penilaian autentik?

  1. Tujuan
a.       Menjelaskan pengertian dan ciri-ciri penilaian autentik.
b.      Menjelaskan manfaat dan tujuan penilaian autentik.
c.       Menjelaskan prinsip Assesment Autentik
d.      Menjelaskan penerapan autentik.
e.       Mendeskripsikan contoh penilaian autentik



















BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian dan Ciri-ciri Assesment Autentik
Pengertian dan Ciri-Ciri Penilaian Autentik (Authentic Assessment) menurut Gulikers, Bastiaens & Kirschner (2004) adalah bahwa authentic assesment menuntut siswa untuk menggunakan kompetensi yang sama atau mengkombinasikan pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang dapat mereka aplikasikan pada kriteria situasi dalam kehidupan professional. Berikut ini beberapa macam pengertian asesmen autentik dari berbagai sumber:
  1. Asesmen autentik adalah suatu cara pengukuran penguasaan peserta didik terhadap suatu mata pelajaran dengan cara yang lain dibanding regugitasi sederhana dari pengetahuan. Asesmen autentik harus mengukur proses pemahaman dan bukan sederhana potongan-potongan informasi yang dihafal.
  2. Suatu asesemen dikatakan autentik, jika asesmen itu memeriksa/menguji secara langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak (Grant, 1990). Dalam hal ini asesmen autentik menutut peserta didik untuk menjadi orang yang efektif yang memiliki pengetahuan yang dibutuhkan.
  3. Asesmen autentik adalah soal tes atau latihan yang sangat mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan. Latihan informasi dan penalaran ilmiah pada situasi semacam yang akan dihadapi di luar kelas. (The National Science Education Standart, 1995, dalam Voss, tanpa tahun).
  4. Suatu asesmen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna (Hart, 1994). Asesmen itu terlihat sebagai aktivitas pembelajaran yang melibatkan keterampilan berpikir tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.
  5. Asesmen autentik menantang peserta didik untuk menerapkan informasi maupun keterampilan akademik baru pada suatu situasi riil untuk suatu maksud yang jelas. Asesmen autentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya sembari memperlihatkan apa yang telah dipelajarinya (Johnson, 2002).
Asesmen menjadi autentik bilamana pembelajaran yang diukur oleh asesmen itu memiliki nilai di luar kelas serta bermakna bagi peserta didik (Kerka, 1995). Asesmen autentik mengamanatkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang sesungguhnya.
Penilaian autentik menantang para siswa untuk menerapkan informasi dan keterampilan baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian ini merupakan alat bagi sekolah yang maju, yang tahu dengan jelas apa yang diharapkan dari siswa dan tahu dengan jelas bagaimana mereka mewujudkan kualitas tersebut (Sizer, 1992: Johnson, 2009).
Bila performance assessment meminta anak didik untuk mendemonstrasikan perilaku atau kemampuan tertentu dalam situasi testing. Authentic assessment membawa demonstrasi ini selangkah lebih maju dan menekankan pentingnya penerapan keterampilan atau kemampuan yang dimaksud dalam konteks situasi kehidupan nyata. Penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, mengharuskan membangun keterkaitan dan kerjasama, dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Pengujian standar (ujian nasional, ulangan umum, dan lain-lain.) dan penilaian dalam bentuk angka bersifat ekslusif dan sempit, sementara penilaian autentik bersifat inklusif.
Ciri-ciri Penilaian Autentik
*         Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
*         Mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan keterampilan.
*         Penilaian terhadap produk atau kinerja.
*         Tugas-tugas kontekstual dan relevan.
  1. Manfaat dan Tujuan Penilaian Autentik
a.       Manfaat penilaian autentik
Penggunaan penilaian autentik sebagai evaluasi hasil pembelajaran siswa di sekolah merupakan suatu solusi yang bisa ditawarkan untuk melihat sejauh mana pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan efektif. Di kedua sisi ini adalah sesuatu yang menguntungkan baik bagi siswa itu sendiri maupun pihak guru atau sekolah.
Manfaat bagi siswa adalah dapat mengungkapkan secara total seberapa baik pemahaman materi akademik mereka, mengungkapkan dan memperkuat penguasaan kompetensi mereka, seperti mengumpulkan informasi, menggunakan sumber daya, menangani teknologi dan berfikir sistematis, menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka sendiri, dunia mereka dan masyarakat luas, mempertajam keahlian berfikir dalam tingkatan yang lebih tinggi saat mereka menganalisis, memadukan, dan mengidentifikasi masalah, menciptakan solusi dan mengikuti hubungan sebab akibat, menerima tanggung jawab dan membuat pilihan, berhubungan dan kerja sama dengan orang lain dalam membuat tugas, dan belajar mengevaluasi tingkat prestasi sendiri (Newmann & Wehlage, 1993; Jonshon, 2009).
Sedangkan bagi guru, penilaian autentik bisa menjadi tolak ukur yang komprehensif mengenai kemampuan siswa dan seberapa efektif metode yang diberikan kepada siswa bisa dijalankan. Oleh karena itulah, penerapan authentic assessment sebagai alat evaluasi hasil belajar di sekolah-sekolah ataupun level universitas penting untuk diperhatikan agar siswa tidak hanya sekedar menjadi pembelajar saja, namun pada akhirnya pencapaian prestasi diikuti dengan kemampuan mengaplikasikan kemampuan yang dimilikinya ke dalam dunia nyata
b.      Tujuan penilaian autentik
ü  Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang autentik
ü  Melalui penilaian autentik ini, diharapkan berbagai informasi yang absah/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan.

Prinsip Penilaian Autentik
  Penilaiaan harus meneerminkan masalah dunia nayata
  Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar
  Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotorik)
  1. Bentuk dan Strategi Penilaian Autentik
  1. Bentuk Penerapan Penilaian Autentik
Bentuk-bentuk penerapan asesmen autentik yaitu sebagai berikut:
  1. Pada umumnya pendidik mengenal 4 macam asesmen autentik, yaitu portofolio, perbuatan atau kinerja, proyek, dan respon tertulis secara luas (Johnson, 2002).
  2. Asesmen autentik dapat mencakup aktivitas yang beragam seperti wawancara lisan, tugas problem solving kelompok, pembuatan portofolio (Hart, 1994). Dalam cara lain dinyatakan pula bahwa cara-cara asesmen dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu observasi, contoh-contoh perbuatan, serta tes dan prosedur serupa tes atau pengukuran prestasi peserta didik pada suatu waktu maupun tempat tertentu.
  3. Peserta didik untuk mengilustrasikan informasi akademik yang telah dipelajarinya, misalnya dalam bidang sains, pendidikan, kesehatan, matematika, dan bahasa inggris, dengan merancang sebuah presentasi tentang emosi orang (Johnson, 2002).
  4. Asesmen autentik memberikan kesatuan utuh tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang dijumpai dalam aktivitas pembelajaran yang paling baik, seperti melakukan penelitian, menulis, merevisi, dan mendiskusikan masalah. Asesmen autentik juga mengikuti apakah peserta didik dapat terampil memberikan jawaban perbuatan atau produk yang seksama dan yang dapat dipertanggungjawabkan. Asesmen autentik menjadi valid dan reliabel dengan cara menekankan dan membakukan kriteria produk yang sesuai (Grant, 1990).


  1. Strategi Penilaian Autentik
*      Penilaian kinerja (Performance assessment) yang dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
*      Observasi sistematik atau investigasi jangka pendek (System Observation-short investigation) yang bermanfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap sikap siswa.
*      Pertanyaan terbuka. Sama halnya observasi sistematik, ia memberikan stimulus dan bertanya kepada siswa untuk memberikan tanggapan. Tanggapan ini dapat berupa  suatu tulisan singkat atau jawaban lisan, suatu pemecahan matematik, suatu gambar , suatu diagram, grafik.
*      Portofolio (Portfolio) adalah kumpulan dari berbagai keterampilan, ide, minat dan keberhasilan/prestasi siswa selama jangka waktu tertentu (Hart, 1994). Koleksi tersebut memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat. Penilaian portofolio merupakan salah satu bentuk asesmen autentik. Hal ini karena tugas-tugas yang diberikan guru menantang siswa agar dapat mengem- bangkan kemampuan pada situasi yang bermakna. Adanya penilaian portofolio memungkinkan siswa menunjukkan kemampuan belajar sekaligus meningkatkan pengetahuan siswa.
*      Kajian/penilaian pribadi (self assessment). Siswa untuk mengevaluasi partisipasi, proses dan produk mereka. Pertanyaan evaluatif merupakan alat dasar dalam kajian pribadi.
*      Jurnal (Journal) merupakan suatu proses refleksi dimana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya. Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam mengorgani-sasikan cara berpikirnya dan menuangkannya secara eksplisit dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk lainnya.
Penyekoran Asesmen Autentik                         
Menurut Hart (1994), penyekoran asesmen autentik yaitu sebagai berikut:
  1. Menekankan penyekoran berdasarkan suatu standar yang digunakan bersama.
  2. Mengungkap dan mengidentifikasi kekuatan siswa, bukan menunjukkan kelemahan mereka.
  3. Diskor berdasarkan standar kinerja yang jelas, bukan dengan acuan norma.
  4. Mengakses proses dan komptensi secara rutin.
  5. Menggalakkan siswa untuk melakukan kebiasaan menilai diri sendiri.
Alat yang dipakai untuk membantu guru melakukan penyekoran adalah rubrik penyekoran. Rubrik penyekoran adalah suatu set kriteria yang digunakan untuk menyekor atau menempatkan posisi siswa pada tes, portofolio, atau kinerja. Rubrik penyekoran mendeskripsikan tingkat kinerja yang diharapkan dicapai siswa secara relatif. Jadi, deskripsi kinerja-kinerja siswa dan bagaimana menempatkan kinerja tersebut dalam suatu rentangan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.      Contoh Penilaian Autentik
Lampiran 1 : Acuan Asesmen Kegiatan Diskusi Mahasiswa secara Individual
Lembar Skor untuk Diskusi
Mahasiswa      :……………………………………..
Topik               :……………………………………..
Skor Positif     :..........................................................
a.       Mengajukan pertanyaan
b.      Memberi komentar yang relevan        
c.       Mengemukakan bukti-bukti untuk mendukung informasi faktual
d.      Mengajak peserta yang pasif untuk berdiskusi
e.       Mengetahui adanya pernyataan yang kontradiktif di antara peserta diskusi
f.       Mengetahui adanya komentar yang kontradiktif di antara peserta diskusi
g.      Dapat membuat suatu analogi
h.      Mengemukakam pertanyaan untuk mengklarifikasi pernyataan yang kurang jelas
Skor Negatif   :...........................................................
a.       Tidak memusatkan perhatian
b.      Membingungkan peserta diskusi lain
c.       Melakukan interupsi
d.      Memberikan komentar yang tidak relevan
e.       Memonopoli diskusi
f.       Menyerang peserta lain
Lampiran 2 : Acuan Asesmen Kegiatan Diskusi Mahasiswa secara Berkelompok
Hal Kriteria Evaluasi
Isi Lengkap, dengan tambahan materi yang bagus
(15) Lengkap
(12) Sama dengan text book
(10) Tidak lengkap, tetapi sebagian besar materi telah tercakup (5) Secara substansial tidak lengkap (0) Presentasi Jelas, ringkas dengan alur yang baik
(10) Jelas, ringkas dengan alur kadang kurang baik.
(8) Kemampuan presentasi sedang
(7) Presentasi tersendat-sendat.
(4) Presentasi tidak berjalan
(0) Organisasi kelompok Organisasi sangat bagus, saling menunjang presentasi
(10) Organisasi bagus
(8) Organisasi sedang, beberapa orang kurang terorganisir
(6) Organisasi kurang sehingga sering terjadi kesalahan komunikasi
(4) Organisasi kacau sehingga presentasi sangat terganggu
(0) Kreativitas Sangat kreatif tanpa keluar dari tujuan
(10) Kreatif menimbulkan antusiasme (8) Kadang-kadang menarik perhatian
(6) Kreatifitas lemah
(4) Menjemukan membuat mengantuk              
(0) Pengaturan Waktu Tepat waktu
(5) Waktu tidak terorgani-sasi dengan baik (0)
Keterangan: Jumlah keseluruhan skor maksimal adalah 50. Angka dalam tanda kurung adalah skor setiap kriteria.


BAB III
KESIMPULAN
  1. Kesimpulan
Asesmen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dikerjakan oleh peserta didik. Asesmen biasanya berkaitan dengan prestasi peserta didik. Dalam pemakaian paling sempit, asesmen disamakan dengan ujian. Asesmen memiliki dua tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses.
Asesmen ada dua macan, asesmen autentik (asesmen kinerja) dan asesmen portfolio. Asesmen autentik memiliki kemampuan untuk mengetahui minat peserta didik, meningkatkan prestasi belajar, meningkatkan standar akademik, dan meningkatkan pengembangan kurikulum yang lebih terpadu, sedangkan asesmen portfolio merupakan hasil evaluasi kerja. Dalam kegiatan belajar mengajar, asesmen ini dianggap sangat penting, karena selain dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik, juga bisa menjadi penambah semangat bagi peserta didik agar mencapai hasil yang maksimal.
Penilaian autentik merupakan evaluasi pengetahuan atau keahlian siswa dalam konteks yang mendekati dunia rill atau kehidupan nyata sedekat mungkin yang menunjukkan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan keterampilan esensial.
Ciri-ciri Penilaian Autentik
*         Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
*         Mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan keterampilan.
*         Penilaian terhadap produk atau kinerja.
*         Tugas-tugas kontekstual dan relevan.
Manfaat dan Tujuan Penilaian Autentik
c.       Manfaat penilaian autentik
Penggunaan penilaian autentik sebagai evaluasi hasil pembelajaran siswa di sekolah merupakan suatu solusi yang bisa ditawarkan untuk melihat sejauh mana pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan efektif. Di kedua sisi ini adalah sesuatu yang menguntungkan baik bagi siswa itu sendiri maupun pihak guru atau sekolah.
Manfaat bagi siswa adalah dapat mengungkapkan secara total seberapa baik pemahaman materi akademik mereka, mengungkapkan dan memperkuat penguasaan kompetensi mereka, seperti mengumpulkan informasi, menggunakan sumber daya, menangani teknologi dan berfikir sistematis, menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka sendiri, dunia mereka dan masyarakat luas, mempertajam keahlian berfikir dalam tingkatan yang lebih tinggi saat mereka menganalisis, memadukan, dan mengidentifikasi masalah, menciptakan solusi dan mengikuti hubungan sebab akibat, menerima tanggung jawab dan membuat pilihan, berhubungan dan kerja sama dengan orang lain dalam membuat tugas, dan belajar mengevaluasi tingkat prestasi sendiri (Newmann & Wehlage, 1993; Jonshon, 2009).
Sedangkan bagi guru, penilaian autentik bisa menjadi tolak ukur yang komprehensif mengenai kemampuan siswa dan seberapa efektif metode yang diberikan kepada siswa bisa dijalankan. Oleh karena itulah, penerapan authentic assessment sebagai alat evaluasi hasil belajar di sekolah-sekolah ataupun level universitas penting untuk diperhatikan agar siswa tidak hanya sekedar menjadi pembelajar saja, namun pada akhirnya pencapaian prestasi diikuti dengan kemampuan mengaplikasikan kemampuan yang dimilikinya ke dalam dunia nyata.
  1. Saran
Semoga makalah ini bisa menjadi bermanfaat serta menambah wawasan kita tentang Assesment Autentik, untuk pembaca kita sebagai colon guru hendaknya mengerti dan benar-benar paham mengenai asesmen, karena asesmen akan sangat bermanfaat saat kita bekerja nanti. Mengingat masa depan yang akan kita hadapi tentu akan berbeda dengan masa yang sedang kita jalani sekrang ini, maka dengan mengetahui asesmen ini, kita bisa mengevaluasi cara kerja kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
2011 pukul 19.30
http://www.slideshare.net/abeyow/pembelajaran-kontekstualcontextual-teaching-learning-ctl. Diakses 25 September 2011 pukul 09.00





















1 komentar:

  1. Online Casino Site ᐉ Play Real Money Slots for Real Money
    인카지노 Best Online Casino 카지노 Site ᐉ Play Real Money Slots Online for Free at ChoGiocasino ➤ Get kadangpintar $$$ No Best Online Casino Site Promos · Wild Casino Bonus · Playamo Casino

    BalasHapus