Sabtu, 17 Desember 2011

Gnetum gnemon

Peri  kehidupan Gnetum gnemon
1.    Gnetum gnemon
MelinjoKlasifikasi
Kingdom   : Plantae
Divisio       : Gnetophyta
Class                      : Gnetopsida
Ordo                      : Gnetales
Family       : Gnetaceae
Genus                    : Gnetum
Spesies      : Gnetum gnemon
Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), Khalet (Bahasa Kamboja)[1]. Melinjo banyak ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan "buah" dan daunnya.
Berbeda dengan anggota Gnetum lainnya yang biasanya merupakan liana, melinjo berbentuk pohon.
a.    Deskripsi botani
Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo sebanyak 80 - 100 Kg, Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah[2].
Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Gnetum gnemon merupakan satu-satunya contoh yang saya ambil untuk membuat peri kehidupan dari kelas Gnetopsida. Merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan batang yang berkayu serta pola percabangan monopodial. Daunnya jenis tunggal dengan tepi yang rata, duduk daunnya berhadapan serta sudah memiliki pola pertulangan daun. Merupakan tumbuhan yang berumah dua dimana strobilus jantan dan betina terpisah, letak keduanya adalah sama-sama aksilaris. Jumlah mikrosporofi dan makrosporofil banyak dan berkarang. Keterbukaan bijinya sudah hampir tertutup.
 


                          Anatomi Gnetum                                      batang Gnetum gnemon
                                                                                    


Keprimitifan suatu spesies jika dilihat dari hasil pengamatan adalah yang jumlah skornya paling sedikit. Namun pada dasarnya keprimitifan/kemajuan suatu spesies dilihat dari pola percabangannya, keterbukaan bijinya habitusnya atau lebih tepatnya sifatnya lebih mendekati tumbuhan berbiji terbuka. Artinya semakin mendekati sifat tumbuhan berbiji terbuka maka Pinophyta ini sudakh semakin maju. Selain itu juga sifatnya sudah jauh dari tumbuhan paku. Tumbuhan yang sudah memiliki kemajuan adalah yang sudah mempunyai pola pertulangan daun seperti pada Gnetum, namun jika dilihat dari keterbukaan bijinya, Gnemon memiliki biji yang hampir tertutup yang artinya sudah maju, Jenis kelamin juga berpengaruh dari penilaian maju atau tidaknya tumbuhan ini, yang berjenis kelamin ganda atau berumah satu dianggap lebih primitive daripada yang berumah satu. Untuk penentuan skor keprimitifan/kemajuan tersebut tergantung dari aspek yang diamati, makin besar kemiripannya dengan tumbuhan berbiji tertutup maka poin yang diberikan besar tapi jika lebih mendekati tumbuhan paku maka skornya kecil. Dari hasil pengamatan kami yang paling maju perkembangannya adalah spesies dari familia Gnetaceae yakni Gnetum gnemon karena memiliki skor paling tinggi dan jika dilihat morfologisnya spesies ini sudah mirip seperti tumbuhan berbiji tertutup.

b.   Fisiologi
Pohon berumah dua yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5-10 m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling bersambungan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3-6 cm. Terdapat 5 - 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
c.    Ekologi
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat / lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m[3].
                                                                               
                                                                                    Strobilus Betina Gnetum
Daun Gnetum gnemon
                                                                                    Strobilus jantan Gnetum


Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi[4].
Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.
Habitat : Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim kering umumnya membudidayakan tanaman ini. Tidak ada syarat tertentu terhadap faktor kualitas dan kedalaman tanah, namun kadar ikat air pada tanah atau irigasi perlu dilakukan selama musim kering.
Distribusi/Penyebaran : Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara (meskipun merupakan tumbuhan asli dari Jawa dan Sumatra) dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji.
d.   Pemanfaatan
Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). "Bunga" (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping[5].
 


                              Biji Gnetum gnemon                                       Kulit Gnetum gnemon


 






                                                            Bakal Biji Gnetum
Kulit buah Gnetum gnemon berkhasiat sebagai peluruh air seni dan bijinya untuk makanan kecil.
Untuk peluruh air seni dipakai ± 50 gram kulit buah segar Gnetum gnemon, dicuci lalu dikukus sampai matang kemudian dimakan sekaligus.

e.    Kandungan Nutrisi
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit[6].
Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo biloba yang ada di Jepang.
Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun Ginkgo juga punya khasiat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun[7].
Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang telah mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, ditemukan protein paling potensial adalah dari biji. Riset menunjukkan aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune)[8].
Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif[4].
Biji dan daun Gnetum gnemon mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu biji juga mengandung tanin.
f.     Asam urat
Banyak mitos yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat (Hiperurisemia) yang signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin. Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin tinggi dari makanan secara berlebihan.
Hiperurisemia terjadi karena gangguan pengeluaran asam urat oleh ginjal. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh faktor genetik dan dapat diturunkan. Konsumsi makanan dengan purin tinggi, konsumsi gula dan lemak berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat. Kegemukan, pengguna obat diuretik, diet penurunan berat badan, juga sering menyebabkan hiperurisemia. Namun, apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan menyebabkan asam urat.
Konsumsi berlebihan dan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng emping hasil olahan melinjo tersebut yang menyebabkan kadar asam uratnya meningkat. Jadi, bukan melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat, karena apabila disiapkan dalam bentuk makanan lain tanpa minyak dan tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak akan menyebabkan peningkatan asam urat[9].
g.    Komoditi Ekspor Indonesia
Indonesia adalah negara yang menjadikan biji melinjo sebagai komoditi ekspor dalam jumlah yang cukup besar. Melinjo akan dipanen dan menghasilkan buah setelah 5- 6 tahun setelah penanaman biji. Di daerah Sumatra Barat setiap tahunnya dilaporkan menghasilkan 20.000- 25.000 buah melinjo dan produksi bijinya mencapai 80- 100 kg per pohon per tahun[10].
  
                                                                                                  
                                                                                                     Siklus Hidup Gnetum gnemon






DAFTAR PUSTAKA
Cadiz RT , Florido HB. 2001. Bago : Gnetum gnemon Linn. Research Information system 13
Cerianet C. Budidaya Tanaman Melinjo. [5 Jun 2010].
Manner HI, Elevitch. 2006. Gnetum gnemon. [www.traditionaltree.org]. [5 Jun 2010].
Pudjiatmoko. 2007. Potensi melinjo di Jepang. [ 5 Jun 2010]
Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo. [5 Jun 2010].
Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: GMU Press



















PERI KEHIDUPAN Gnetum gnemon
Diajukan untuk memnuhi salah satu tugas mandiri
Mata kuliah : Taksonomi Phanerogamae
Dosen : Ina Rosdiana L

 





Disusun Oleh:
TETI SULBIYATI
58460028

TARBIYAH / IPA BIO – A /IV
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2010



[1] Cerianet C. Budidaya Tanaman Melinjo. [1].[5 Jun 2010].
[2] Pudjiatmoko. 2007. Potensi melinjo di Jepang. [2]. [ 5 Jun 2010]
[3] Pudjiatmoko. 2007. Potensi melinjo di Jepang. [2]. [ 5 Jun 2010]
[4] Manner HI, Elevitch. 2006. Gnetum gnemon (gnetum). [www.traditionaltree.org]. [5 Jun 2010].
[5] Manner HI, Elevitch. 2006. Gnetum gnemon (gnetum). [www.traditionaltree.org]. [5 Jun 2010].
[6] Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo. [3]. [5 Jun 2010].
[7] Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo. [3]. [5 Jun 2010].
[8] Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo. [3]. [5 Jun 2010].

[9] Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo. [3]. [5 Jun 2010].
[10] Cadiz RT , Florido HB. 2001. Bago : Gnetum gnemon Linn. Research Information system 13(2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar